Pada awalnya manusia hanya menggunakan bahan-bahan alam untuk menutupi bahan makanan yang dimiliki. Bahan-bahan alam dapat berupa dedaunan, bambu, kulit batang pohon, rongga batang pohon, batu seperti kendi, dan gerabah. Kemasan jenis ini di sebut kemasan tradisional.
Dalam masyarakat kita, kemasan tradisional memberikan nilai khusus pada kehidupan yang dikaitkan dengan alam. Berbeda dengan kemasan modern, kemasan tradisional menurut Harundiah (1976) memiliki unsur-unsur khusus seperti penampilan, roma, dan konstruksi. Hingga saat ini pun kemasan tradisional masih dipertahankan keberadaanny selain tidak mencemari lingkungan, kemasan tersebut telah memiliki nilai-nilai kebudayaan suatu suku atau bangsa. Bahkan perkembangan teknologi kemasan modern mulai mengadopt nilai kemasan tradisional, yaitu kemampuannya bersifat biodegradable .
Saat ini kemasan telah berkembang seiring berkembangnya teknologi pengemasan dan sesuai tuntutan akan keamanan produk, serta nilai yang dapat disampaikan pada label kemasan. Hermawan Kertajaya, pakar pemasaran menyatakan bahwa peran kemasan telah mengalami perubahan.
Dahulu orang berkata " Packaging protects what it sells " yaitu fungsi kemasan sebagai pelindung.
Saat ini orang berkata " Packaging sells what it protects " yaitu fungsi kemasan sebagai media penjualan dan promosi